PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN
1. Trimester
pertama
Trimester pertama sering dianggap sebagai
periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap
kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan kenyataan ini dan arti semua
ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester
pertama kehamilan.
Sebagian besar wanita merasa sedih dan
ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80 % wanita mengalamji
kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Hingga kini masih
diragukan bahwa seorang wanita lajang yang bahkan telah merencanakan dan
menginginkan kehamilan atau telah berusaha keras untuk tidak hamilia mengatakan
pada dirinya sendiri sedikitnya satu kali bahwa ia sebenarnya berharap tidak
hamil. Keseragaman kebutuhan ini perlu dibicarakan dengan wanita karena ia
cenderung menyembunyikan ambivalensi atau perasaan negatifnya ini karena
perasaan tersebut bertentangan dengan apa menurutnya semestinya ia rasakan.
Jika ia tidak dinbantu memahami dan menerima ambivalensi dan perasaan negative
tersdebut sebagai suatu hal yang normal dalam kehamilan, maka ia akan merasa
sangat bersalah jika nantinya bayi yang dikandungnya meninggal saat dilahirkan
atau terlahir cacat atau abnormal. Ia akan mengingat pikiran-pikiran yang ia
miliki selama trimester pertama dan merasa bahwa ialah penyebab tragedy
tersebut. Hal ini dapat dihindari bila ia dapat menerima pikiran-pikiran
tersebut dengan baik.
Beberapa wanita, terutama mereka yang telah merencanakan
kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil, merasa suka cita sekaligus
tidak percaya bahawa dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan pada
setiap jengkal tubuhnya. Trimester pertama sering menjadi waktu yang sangat
menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat berkembang dengan baik.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat
bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita
mengalami peningkatan seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan
waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur
dan terbuka terhadap pasangan masing-masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan
kasih sayang yang besar dan cinta kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat
dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri,
kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah lain yang merupakan normal pada
trimester pertama.
2. Trimester
kedua
Trimester kedua sering dikenal sebagai
periode kesehatan yang baik, yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari
segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua
juga merupakan fase ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak
mengalami kemunduran. Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase;
pra-quickening dan pasca-quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya
kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan
tugas psikologis utamanya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas
sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Menjelang akhir trimester pertama dan selama
porsi pra-quickening trimester kedua berlangsung, wanita tersebut akan
mengalami lagi, sekaligus mengevaluasi kembali, semua aspek hubungan yang ia
jalani denghan ibunya sendiri. Wanita tersebut mencermati semua perasaan ini
dan menghidupkan kembali beberapa hal yang mendasar bagi dirinya. Semua masalah
interpersonal yang dahulu pernah dialami oleh wanita dan ibunya, atau mungkin
masih dirasakan hingga kini, dianalisis.
Dengan timbulnya quickening, muncul sejumlah
perubahan karena kehamilan telah menjadi jelas dalam pikirannya. Kontak
socialnya berubah. Ia lebih banyak bersosialisaai denagn wanita hamil atau ibu
baru lainnya, dan minat serta aktivitasnya berfokus pada kehamilan, cara
membesarkan anak, dan persiapan untuk menerima peran yang baru. Pergeseran
nilai social ini menimbulkan kebutuhan akan sejumlah proses duka cita, yang
kemudian menjadi katalis dalam memperkirakan peran baru. Duka cita tersebut
timbul karena ia harus merelakan hubungan, kedekatan, dan peristiwa maupun
aspek tertentu yang ia miliki dalam peran sebelumnya yang akan terpengaruh
dengan hadirnya bayi dan peran baru.
Sebagian besar wanita merasa lebih erotis
selama trimester kedua, kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata
dalam hubungan seksual mereka dibanding pada trimester pertama dan sebelum
hamil. Trimester kedua relative terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan
ukuran perut wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina semakin
banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah-masalah yang
sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda, dan ia telah
mengalami perubahan dari seorang menuntut kasih sayang dari ibunya menjadi
seorang yang mencari kasih sayang dari pasangannya, dan semua factor ini turut
mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual.
3. Trimester
ketiga
Trimester tiga sering di sebut periode
penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari
kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar
menanati kehadiran sang bayi. Ada perasaan was –was mengingat bayi dapat lahir
kapan pun. Hal ini membuatnya berjaga –jaga sementara ia memperhatikan dan
menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.
Trimester ketiga merupakan wakti, persiapan
yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua
sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera
dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya, menjadi hal yang
terus menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi. Orang –orang di sekitarnya
kini mulai membuat rencana untuk bayi yang di nantikan. Wanita tersebut menjadi
lebih protektif terhadap bayi, mulai menghindari keramaian atau seseorang atau
apapun yang ia anggap berbahaya. Ia membayangkan bahaya mengintip dalam dunia
di luar sana. Memilih nama untuk bayinya merupakan persiapan menanti kelahiran
bayi. Ia menghadiri kelas –kelas srbagai persiapan menjadi orang tua. Pakaian
–pakaian bayi mulai di buat atau di beli. Kamar – kamar di susun atau di
rapikan. Sebagian besar pemikiran di fokuskan pada perawatan bayi.
Sejumlah kekuatan muncul pada trimester
ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya
sendiri, seperti: apakah nanti bayinya
akan lahir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran, apakah ia akan menyadari
bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah
luar biasa besar,atau apakah organ vbitalnya akan m,engalami cidera akibat
tendangan bayi. Ia kemudian menyibukkan diri agar tidak memikirkan hal –hal
lain yang tidak diketahuinya.
Ia juga mengalami prosesduka lain ketika ia
mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama ia
hamil, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindarkan, dan
perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh tiba –tiba akan mengempis dan
ruang tersebut menjadi kosong.
Wanita
akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan. Ia akanmerasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan
yang sangat besar dan konsisten dari pasangangannya. Pada pertengahan trimester
ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan
menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi halangan. Alternative
posisi dalam berhubungan seksual dan metode aiternative untuk mencapai kepuasan
dapat membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa tiodak
nyaman dengab cara –cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan
perasaan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat penting.
Komentar