Neonatus dengan kelainan bawaan Labioskisis dan Labiopalatoskisis
Labioskisis
dan Labiopalatoskisis
Kelainan ini diduga terjadi akibat
infeksi virus, yang diderita ibu pada kehamilan trimester 1. Jika hanya terjadi
sumbing pada bibir, bayi tidak akan mengalami banyak gangguan karena masih
dapat diberi minum dengan dot biasa. Bayi dapat mengisap dot dengan baik asal
dotnya diletakkan dibagian bibir yang tidak sumbing. Kelainan bibir ini dapat
segera diperbaiki dengan pembedahan.
bila sumbing mencakup palatum mole atau palatum durum, bayi akan mengalami
kesukaran minum, walaupun bayi dapat mengisap tetapi bahaya tersedak mengancam.
Bayi dengan kelainan bawaan ini akan mengalami gangguan pertumbuhan karena
sering menderita infeksi saluran pernafasan akibat aspirasi. Keadaan umum
kurang baik juga akan menunda tindakan untuk memperbaiki kelainan tersebut.
penatalaksanaan
keperawatan
Masalah utama yang yang dapat
terjadi adalah risiko tersedak. Bahaya tersedak dapat dikurangi dengan
mengangkat kepala bayi pada waktu minum dan menggunakan dot yang panjang.
Lubang dot harus dipinggir (tidak boleh pada puncak dot karena akan memancar
langsung) dan pada waktu minum lobang dot tersebut diletakkan diatas lidah.
Bila ada lebih baik digunakan palatum buatan sehingga bayi dapat megisap biasa.
Selain lubang dot diatas lidah dot harus sering dikeluarkan untuk memberi kesempatan
pada bayi untuk istirahat.
Ibu harus dilatih memberikan
ASI, yang harus diberikan secara hati-hati dan sering istirahat. Jika tetap
mengalami kesukaran, ASI dapat dipompa dan dapat diberikan dengan sendok
sedikit-sedikit. Perhatikan agar pompa payudara dan gelas penampung ASI selalu
diseduh agar tidak terjadi kontaminasi.
Untuk merawat bayi dengan
kelainan ini diperlukan kesabaran. Dengan menghindari infeksi serta menjaga
pertumbuhannya, maka bayi siap dilakukan tindakan bedah plastik. Kepada ibu
juga harus dijelaskan untuk tidak usah berkecil hati, sebab kelainan ini dapat
ditolong dengan tindakan bedah plastik.
Tindakan bedah plastik harus
dilakukan pada bayi dalam keadaan baik. Oleh karena itu, ibu harus bersabar dan
berusaha mempertahankan kesehatan bayi dengan memberikan minum atau makan
sesuai dengan kebutuhan bayi. Diingatkan pula untuk menghindari kontak dengan
anak atau orang dewasa yang sedang batuk pilek, dan bayi harus dibawa berobat
bila terdapat gangguan kesehatan.
Ada 3 tahap
penyembuhan pada bibir sumbing :
a.
Tahap
sebelum operasi.
b.
Tahap
operasi.
c.
Tahap
pasca operasi.
Faktor
lingkungan:
a.
Factor
usia ibu.
b.
Pernikahan
sesama bibir sumbing (gen)
c.
Obat-obatan
d.
Nutrisi
e.
Penyakit infeksi sifilis, virus rubella.
f.
Radiasi
g.
Defisiensi
vitamin B6
Tingkat
kelainan bibir sumbing
a.
Unilateral
Incomplet.
b.
Unilateral
Complet
c.
Bilateral
Complet.
Hal-hal yang menjadi komplikasi lanjut dari kelainan ini adalah :
a.
Sulit
makan
b.
Infeksi telinga dan hilangnya kesadaran.
c.
Gangguan
bicara
d.
Masalah
gigi
Protokol
penanganan
a.
Lahir : pemberian pernafasan dan pemasangan NGT.
b.
Umur 1 minggu, pemberian dot kusus.
c.
Umur 3 bulan (rule overten) : operasi bibir dan alanasi
(hidung)
d.
Umur 10-12 bulan: oprasi palato atau celah langit-langit,
evaluasi pendengaran dan telinga
e.
Umur 1-5 tahun : evaluasi bicara, terapi bicara setelah 3
bulan pasca operasi.
f.
Umur 6 tahun : evaluasi gigi dan rahang, evaluasi
pendengaran.
g.
Umur 9-10 tahun : penambahan tulang pada celah gusi.
h.
Umur 12 – 13 tahun : perbaikan-perbaikan bila diperlukan.
i.
Umur 17 tahun : evaluasi tulang-tulang muka.
Perawatan hingga proses opersai sangat tergantung dari beberapa hal berikut
:
a.
Usia, kondisi umum serta sejarah kesehatan pasien.
b.
Tingkat toleransi tubuh terhadap pengobatan, prosedur
medis serta terapi tertentu.
c.
Keterlibatan bagian atau system tubuh lainnya.
d. Kesediaan orang tua.
Komentar