Konsep Kebidanan Komunitas
1)
Pengertian/
Definisi
Konsep adalah kerangka ide yang
mengandung suatu pengertian tertentu.
Kebidanan
berasal dari kata “Bidan”. Bidan adalah seorang wanita yang mendapat pendidikan
kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah dan
mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan praktek mandiri.
Kebidanan (Midwifery) adalah mencakup
pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan
bayi yang dilahirkan.
Komunitas
adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi atau daerah atau area
tertentu.
Bidan komunitas (community Midwifery)
adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu
Kebidanan
komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat.
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayan
kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi
termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna.
Pelayanan
kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap
masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan masyarakat.
2)
Riwayat
Kebidanan Komunitas
Semakin banyaknya jumlah penduduk dan
letak geografis suatu wilayah sering menjadi penyebab dikembangkannya pelayanan
kebidanan komunitas di beberapa negara, termasuk Indonesia . Tahun 1980 pelayanan
kesehatan di New Zealand
mengacu pada pelayanan di masyarakat dkarenakan semakin meningkatnya jumlah
penduduk dan menurunnya derajat kesehatan masyarakat.
Maternal Infant Care (MIC) adalah program yang dirintis
oleh beberapa Negara dimulai pada tahun 1960-an, merupakan asuhan
komprehensifyang efektif yang mengacu pada asuhan pada masyarakat berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak dari mulai kehamilan sampai dengan perawatan bayi
di rumah.
Pada tahun 1807 (pemerintahan Hindia Belanda),
pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun. Tahun 1951 didirikan sekolah bidan
bagi wanita pribumi di Batavia , kemudian kursus
tambahan bidan (KTB) dimasyarakat Yogyakarta
(1953) dan berkembang di daerah lain. Seiring dengan pelatihan ini dibukalah
BKIA, bidan sebagai penanggung jawab memberikan pelayanan antenatal care, postnatal
care, pemeriksaan bayi dan gizi, intranatal di rumah, kunjungan rumah pasca
salin. Tahun 1952 diadakan pelatihan secara formal untuk kualitas persalinan.
Tahun1967 kursus tambahan bidan (KTB) ditutup, BKIA terintegrasi dengan
Puskesmas.
Puskesmas memberi pelayanan di dalam gedung (meliputi
pelayanan KIA-KB) dan di luar gedung (meliputi pelayanan kesehatan keluarga dan
posyandu yang mencakup pemeriksaan kehamilan, KB, imunisasi, gizi dan kesehatan
lingkungan. Tahun 1990 merata pada semua masyarakat.
Instruksi Presiden secara lisan pada siding cabinet tahun
1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk ditempatkan diseluruh desa sebagai
pelaksana KIA. Tahun 1994 merupakan titik tolak dari konferensi kependudukan
dunia di Kairo yang menekankan pada reproduksi health memperluas garapan bidan
antara lain Safe Motherhood, KB, PMS, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan
reproduksi orang tua.
3)
Fokus/
Sasaran
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas meliputi bayi baru
lahir, prasekolah dan balita, remaja, dewasa, masa reproduksi (hamil, bersalin,
nifas), interval, klimakterium yang berada didalam keluarga dan masyarakat.
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu,
keluarga dan masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah
kesehatan secara umum.
4)
Tujuan
Tujuan pelayanan kebidanan komunitas adalah maningkatnya
kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat
dan sejahtera didalam komuniti.
5)
Bekerja
Di Komunitas
Agar dapat diterima oleh masyarakat setidaknya seorang
bidan harus mempunyai profil sebagai berikut:
a)
Mempunyai
kemampuan intelektual yang luas berkaitan dengan kebidanan, kesehatan
masyarakat dan pengetahuan sosial.
b)
Terampil
dalam teknik kebidanan.
c)
Menguasai
teknik pemecahan masalah kesehatan dan prioritas pemecahan masalah kesehatan.
d)
Mempunyai
keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain (hubungan antar manusia).
e)
Luwes
dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat.
f)
Memiliki
kemampuan komunikasi yang bagus (komunikatif).
g)
Memiliki
kemampuan berorganisasi.
h)
Memiliki
kemampuan bekerjasama dengan orang lain.
i)
Mempunyai
penampilan yang menarik.
j)
Mau
dan banyak belajar dari orang-orang yang lebih berpengalaman.
k)
Berkeinginan
untuk selalu meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
l)
Berpikir
kritis dan logis.
m)
Mau
membagikan ilmu kepada orang lain.
a)
Pendekatan
pada masyarakat.
b)
Pemasaran
sosial.
c)
Menginformasikan
pelayanan kebidanan tingkat dasar dan rujukan.
d)
Mengikutsertakan
masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan serta pelaksanaan program
kesehatan masyarakat.
Komentar