Neonatus Dengan Kelainan Bawaan Hipospadia
Hipospadia
Definisi
Suatu kelainan bawaan dimana meatus
uretra eksternus (lubang kencing) terletak di bagian bawah dari penis dan
letaknya lebih kearah pangkal penis dibandingkan normal. Hipospadia biasanya
disertai bentuk abnormal penis yang disebabkan adanya chordee dan adanya kulit
di bagian punggung penis yang relatif berlebih dan bagian bawah yang kurang.
Epidemiologi
Di AS terjadi pada setiap 300-350
kelahiran bayi laki-laki hidup. Makin proksimal (mendekat kearah pangkal) letak
meatus, makin berat kelainannya dan makin jarang frekuensinya.
Penyebab
a.
Produksi
hormon androgen abnormal
b.
Perbedaan sensitivitas terhadap hormon androgen pada
jaringan yang berhubungan, misalnya tuberkulum genital
c.
Hormon
estrogen dari lingkungan
Gejala Klinis
a.
Glans penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang
dangkal di bagian bawah penis yang menyerupai meatus uretra eksternus
b.
Preputium
(kulup) tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk di bagian punggung penis
c.
Adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi
meatus dan membentang hingga ke glans penis, teraba lebih keras dari jaringan
sekitar
d.
Kulit
penis bagian bawah sangat tipis
e.
Tunika dartos, fasia Buch dan korpus spongiosum tidak ada
f.
Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar
dari glans penis
g.
Chordee
dapat timbul tanpa hipospadia sehingga penis menjadi bengkok
h.
Sering disertai undescended testis (testis tidak turun ke
kantung skrotum)
i.
Kadang disertai kelainan kongenital pada ginjal
Pemeriksaan
Tambahan
Jarang dilakukan pemeriksaan tambahan
untuk mendukung diagnosis hipospadi. Dapat dilakukan pemeriksaan ginjal seperti
USG dan BNO-IVP mengingat hipospadi sering disertai kelainan pada ginjal.
Penatalaksanaan
Tujuan operasi pada hipospadia
adalah agar pasien dapat berkemih dengan normal, bentuk penis normal, dan
memungkinkan fungsi seksual yang normal. Hasil pembedahan yang diharapkan
adalah penis yang lurus, simetris, dan memiliki meatus uretra eksternus pada
tempat yang seharusnya, yaitu di ujung penis. Ada banyak variasi teknik, yang
populer adalah tunneling Sidiq-Chaula, Thiersch-Duplay, Dennis Brown, Cecil
Culp.
Teknik tunneling Sidiq-Chaula dilakukan operasi 2 tahap.
a.
Tahap pertama eksisi dari chordee dan bisa sekaligus
dibuatkan terowongan yang berepitel pada glans penis. Dilakukan pada usia 1 ½
-2 tahun. Penis diharapkan lurus, tapi meatus masih pada tempat yang abnormal.
Penutupan luka operasi menggunakan preputium bagian dorsal dan kulit penis
b.
Tahap kedua dilakukan uretroplasti, 6 bulan pasca
operasi, saat parut sudah lunak. Dibuat insisi paralel pada tiap sisi uretra
(saluran kemih) sampai ke glans, lalu dibuat pipa dari kulit dibagian tengah.
Setelah uretra terbentuk, luka ditutup dengan flap dari kulit preputium
dibagian sisi yang ditarik ke bawah dan dipertemukan pada garis tengah.
Dikerjakan 6 bulan setelah tahap pertama dengan harapan bekas luka operasi pertama
telah matang. Teknik Horton dan Devine, dilakukan 1 tahap, dilakukan pada anak
lebih besar dengan penis yang sudah cukup besar dan dengan kelainan hipospadi
jenis distal (yang letaknya lebig ke ujung penis). Uretra dibuat dari flap
mukosa dan kulit bagian punggung dan ujung penis dengan pedikel (kaki) kemudian
dipindah ke bawah. Mengingat pentingnya preputium untuk bahan dasar perbaikan
hipospadia, maka sebaiknya tindakan penyunatan ditunda dan dilakukan berbarengan
dengan operasi hipospadia.
Komentar