PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA POST PARTUM
A.
Pengertian Perawatan Luka
Perinium
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan
dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit
sampai dengan sehat.
Perineum adalah daerah antara kedua belah
paha yang dibatasi oleh vulva dan anus.
Post Partum
adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ
genetik seperti pada waktu sebelum hamil. Perawatan perineum adalah pemenuhan
kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus
pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya
organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
B.
Tujuan Perawatan Perineum
Tujuan perawatan perineum adalah mencegah
terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan yang terjadi dalam 28
hari setelah kelahiran anak atau aborsi.
C.
Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan
ada 2 macam yaitu :
1. Rupture
Rupture
adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara
alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses
persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang
robek sulit dilakukan penjahitan.
2. Episotomi
Episiotomi
adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang
dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum
dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika
perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan
infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi
anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau
mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak
pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki.
Tipe
episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan yaitu :
1. Episiotomi
medial
2. Episiotomi
mediolateral
Sedangkan rupture meliputi :
1. Tuberositas
ischii
2. Arteri
pudenda interna
3. Arteri
rektalis inferior
D.
Lingkup Perawatan
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk
pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya
mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari
perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut).
E.
Waktu Perawatan
Waktu
perawatan perineum adalah
1. Saat
mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut,
setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan
yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian
pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.
2. Setelah
buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil
kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat
memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.
3. Setelah
buang air besar.
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan
sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri
dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses
pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.
F.
Penatalaksanaan
1. Persiapan
a. Ibu
Pos Partum
Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di
kamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan
posisi kaki terbuka.
b. Alat
dan bahan
Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan
gayung atau shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptic.
2. Penatalaksanaan
Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah
melahirkan anak mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi,
dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan adalah sebagai berikut
:
a. Mencuci
tangannya
b. Mengisi
botol plastik yang dimiliki dengan air hangat
c. Buang
pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke rectum dan
letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik.
d. Berkemih
dan BAB ke toilet
e. Semprotkan
ke seluruh perineum dengan air
f. Keringkan
perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang.
g. Pasang
pembalut dari depan ke belakang.
h. Cuci
kembali tangan
3. Evaluasi
Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil
perawatan adalah:
a. Perineum
tidak lembab
b. Posisi
pembalut tepat
c. Ibu
merasa nyaman
G.
Faktor yang Mempengaruhi
Perawatan Perineum
1. Gizi
Faktor
gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka
pada perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein.
2. Obat-obatan
a. Steroid
: Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon inflamasi normal.
b. Antikoagulan
: Dapat menyebabkan hemoragi.
c. Antibiotik
spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan
untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka
ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.
3. Keturunan
Sifat
genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka.
Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi
insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat
terjadi penipisan protein-kalori.
4. Sarana
prasarana
Kemampuan
ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat
mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan
antiseptik.
5. Budaya
dan Keyakinan
Budaya
dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kebiasaan tarak
telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat
mempengaruhi penyembuhan luka.
H.
Dampak Dari Perawatan Luka
Perinium
Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik
dapat menghindarkan hal berikut ini :
1. Infeksi
Kondisi
perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan
bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.
2. Komplikasi
Munculnya
infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada
jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung
kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
3. Kematian
ibu post partum
Penanganan
komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post
partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah.
Komentar