Inversio Uteri
A. Definisi
1. Inversio
uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya
masuk ke dalam kavum uteri.(Rustam Mochtar, hal 304, 1998)
2. Inversio
uteri adalah terbalik dan melipatnya uterus demikian rupa sehingga lapisan endometriumnya
dapat tampak sampai di luar perineum atau dunia luar. (Manuaba, hal 822, 2007)
3. Pada inversio uteri bagian atas uterus
memasuki kavum uteri, sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam
kavum uteri. (Sarwono, hal 660, 2007)
Pembagian
1) Inversio
uteri ringan
Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum
uteri, namun belum keluar dari ruang rongga rahim.
2) Inversio
uteri sedang
Terbalik
dan sudah masuk dalam vagina.
3) Inversio
uteri berat
Uterus dan vagina semuanya terbalik dan
sebagian sudah keluar vagina. Ada pula yang membaginya menjadi inversio uteri
inkomplit, yaitu 1 dan 2; dan komplit
seperti 3.(Rustam Mochtar,hal 304, 1998)
B. Etiologi
Penyebabnya
bisa terjadi secara spontan atau karena tindakan. Faktor yang memudahkan
terjadinya adalah uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya; tarikan tali
pusat yang berlebihan; atau patulous kanalis servikalis.
Yang spontan dapat terjadi pada grandemultipara, atonia
uteri, kelemahan akat kandungan, dan
tekanan intra abdominal yang tinggi (mengejan dan batuk).
Yang karena tindakan dapat disebabkan
cara Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat, dan pada manual plasenta yang
dipaksakan, apalagi bila ada perlekatan plasenta pada dinding rahim. (Rustam
Mochtar, hal 305, 1998)
C. Patofisiologi
1. Perdarahan
yang bersal dari bekas implantasi plasenta.
2. Tarikan
dari peritoneum perietalis, menyebabkan rasa nyeri sehingga dapat dikatakan
sebagai syok neurogenik.
3. Tarikan
peritoneum perietalis menyebabkan dinding abdomen tegang sehingga sulit
melakukan palpasi dengan baik untuk menegakkan diagnosis inversio uteri.
4. Inversio
post partum yang disertai syok dapat meningkatkan mortalitas sekitar
30%.(Manuaba, hal 822, 2007)
D. Gambaran Klinis
Diagnosis dan Gejala Klinis
1. Dijumpai
pada kala III atau postpartum dengan gejala nyeri yang hebat; perdarahan yang
banyak sampai syok, apalagi bila plasenta masih melekat dan sebagian sudah ada
yang terlepas; dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
2. Pemeriksaan
dalam
− Bila masih inkomplit, maka pada daerah
simfisis uterus teraba fundus uteri cekung ke dalam.
− Bila komplit, di atas simfisis uterus teraba
kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak.
− Kavum uteri sudah tidak ada
(terbalik).(Rustam Mochtar, hal 306,1998)
E. Komplikasi
Inversio uteri yang terjadi menimbulkan:
a. Rasa
nyeri andomen bagian bawah.
b. Dapat
disertai kollap, sekalipun belum terdapat perdarahan sebagai akibat syok
neurogenik.(Manuaba, hal 822, 2007)
F. Penanganan
1) Pencegahan:
hati-hati dalam memimpin persalinan; jangan terlalu mendorong rahim atau
melakukan perasat Crede berulang-ulang dan hati-hatilah dalam menarik tali
pusat serta melakukan penngeluaran plasenta dengan tangan.
2) Bila
telah terjadi, maka terapinya adalah:
−
Bila ada perdarahan atau
syok, berikan infus dan tranfusi darah serta perbaiki keadaan umum.
−
Sesudah itu segara dilakukan
reposisi kalau perlu dalam narkosa.
−
Bila tidak berhasil maka
dilakukan tindakan operatif secara perabdominan (operasi Haultein) atau
pervaginam (operasi menurut Spinelli).
− Di
luar rumah sakit dapat dibantu dengan melakukan reposisi ringan, yaitu dengan
tamponade vaginal, kemudian berikan antibiotika untuk mencegah infeksi.(Rustam
Mochtar, hal 306, 1998)
Komentar