MOLA HIDATIDOSA


Definisi
Mola hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (chorionic villi) yang tumbuh berganda berupa ge­lembung-gelembung kecil yang mengardung banyai: cairan sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau raiata ikan. kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas yang jinak (benigna).

Patologi
Jonjot-jonjot konon turnbuh berganda dan mengandung cairan merupakan kista-kista kecil seperti anggur. Biasanya didalamnya tidak berisi embrio. Secara histopatologik kadang-kadaug ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi normal. Bisa juga terjadi ketumilan ganda mola adalah: satu janin tumbuh dan yang satu Iagi menjadi mola hidatidosa. Gelembung mola besarnya bervariasi, mulai dari yang kecil sampai berdiameter lebih dari 1 cm. Mola parsialis adalah bila dijumpai janin dan gelembung-gelembung mola.
Secara mikroskopik terlihat trias:
(1)       Proliferasi dari trofoblas
(2)       Degenerasi hidropik dari stroma villi dan kesembaban
(3)       Terlambat atau hilangnya pembuluh darah dan stroma.
Sel-sel Langhans tampak seperti set polidral dengan inti terang dan adanya sel sinsisial giantik (syncytial giant cells). Pada kasus mola banyak kita jumpai ovarium dengan kista lutein ganda berdiameter 10 cm atau lebih (25-b0`Yo). Kista lutein akan berangsur-angsur mengecil dan kemudian hilang setelah mola hidatidosa sembuh.

Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, faktor-faktor yang dapat menyebabkannya antara lain:
(1)       Faktor ovum: ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
(2)       Imunoselektif dari trofoblas
(3)       Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
(4)       Paritas tinggi
(5)       Kekurangan protein
(6)       Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.

Diagnosis dan Gejala
(1)       Anamnesa/keluhan:
-                 Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari kehamilan biasa
-                 Kadangkala ada tanda toksemia gravidarum
-                 Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak
-                 Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua kehamilan seharusnya
-                 Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada), yang merupakan diagnosa pasti.
(2)       Inspeksi:
-                 Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan, yang disebut muka mola (mola face)
-                 Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas.
(3)       Palpasi:
-                 Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek
-                 Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin
-                 Adanya fenomena harmonika: darah dan gelembung mola keluar, dan fundus uteri turun; lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru.
(4)       Auskultasi:
-               Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin
-               Terdengar bising dan bunyi khas.
(5)       Reaksi kehamilan: karena kadar HCG yang tinggi maka uji biologik dan uji imunologik (Galli Mainini dan planotest) akan positif setelah pengen­ceran (titrasi):
-               Galli Mainini 1/300 (+), maka suspek mola hidatidosa
-               Galli Mainini 1/200 (+), maka kemungkinan mola hidatidosa atau hamil kembar. Bahkan pada mola atau koriokarsinoma, uji biologik atauimunologik cairan serebro-spinal dapat menjadi positif.
(6)       Pemeriksaan dalam:
-               Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, tcrdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, serta evaluasi keadaarp serviks.
(7)       Uji sonde : sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola (cara Acosta-Sison).
(8)       Foto Rontgen abdomen: tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan).
(9)       Arteriogram khusas pelvis.
(10)    Ultrasonografi: pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin.

Diagnosis Banding
Kehamilan ganda; hidramnion; atau abortus. Komplikasi
·                Perdarahan yang hebat sampai syok, kalau tidak segera ditolong dapat ber­akibat fatal
·                Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan anemia
·                Infeksi sekunder
·                Perforasi karena keganasan dan karena tindakan
·                Menjadi ganas (PTG) pada kira-kira 18-20% kasus, akan menjadi mola destruens atau kotiokarsinoma.

Penanganan
(1)    Terapi
            Kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan perbaiki keadaan umum penderita dengan pemberian cairan dan trans­fusi darah. Tindakan pertama adalah melakukan manual digital untuk pengeluaran sebanyak mungkin jaringan dan bekuan darah; barulah dengan tenang dan hati-hati evakuasi sisanya dengan kuretase.
            Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil:
-                Pasang beberapa gagang laminaria untuk memperlebar pembukaan selama 12 jam
-                Setelah itu pasang infus dektrosa 5% yang berisi 50 satuan oksitosin (pitosin atau sintosinon); cabut laminaria, kemudian setelah itu la­kukan evakuasi isi kavum uteri dengan hati-hati. Pakailah cunam ovum yang agak besar atau kuret besar; ambilah dulu bagian tengah baru bagian-bagian lainnya pada kavum uteri. Pada kuretase pertama ini, keluarkanlah jaringan sebanyak mung­kin, tak usah terlalu bersih.
-                Kalau perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan lakukan tampon utero-vaginal selama 24 jam.
          Bahan jaringan dikirim untuk pemeriksaan histo-patologik dalam 2 porsi:
-                Porsi 1: yang dikeluarkan dengan cunam ovum;
-                porsi 2: yang dikeluarkan dengan kuretase.
          Berikan obat-obatan: antibiotika, uterotonika dan perbaikan keadaan umum penderita.
          7-10 hari sesudah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua untuk memberihkan sisa-sisa janngan, dan kirim lagi hasilnya untuk pemeriksaan laboratorium.
          Kalau mola terlalu besar dan takut perforasi bila dilakukan kerokan, ada beberapa institut yang melakukan histerotomia untuk mengelu­arkan isi rahim (mola).
          Histerektomi total dilakukan pada mola resiko tinggi (high risk mola): usia lebih dari 30 tahun, paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar (mola besar), yaitu setinggi pusat atau lebih.
(2)       Periksa ulang (follow-up)
        Ibu dianjurkan jangan hamil dulu dan dianjurkan memakai kontrasepsi pil. Kehamilan, dimana reaksi kehamilan menjadi positif akan menyulit­kan observasi. Juga dinasihatkan untuk mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun:
-                 Setiap minggu pada triwulan pertama
-                 Setiap 2 minggu pada triwulan kedua
Nama-nama lain adalah: koriokarsinoma non-vilosum, avillous chorincarcinoma,korioepitelioma, dan chorionepitrtelioma.
Secara makroskopik, tumor tampak seperti masa nekrotik, hemoragik:, dan sering bcrlokasi di fundus uteri serta dapat meluas ke otot rahim dam paratretrium Secara mikroskopik tidak dijumpai adanya vilus. Terdapt  sel-sel sinsisial dan sel-sel Langhans tanpa stroma serta pembuluh darah dengan disertai nersosis dan perdarahan. Perforasi dapat terjadi karena terobosan tumor

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UTERUS

Tuba Uterina

Pubertas Remaja Putri