METODE KONTRASEPSI MANTAP PADA WANITA
1.
Pengertian
Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi Mantap pada Wanita adalah setiap tindakan
pada kedua saluran telur yang mengakibatkan orang atau pasangan yang
bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka
panjang dan sering disebut tubektomi atau sterilisasi.
2.
Persyaratan
Peserta Kontap :
1)
Syarat
Sukarela :
Calon peserta secara
sukarela, tetap memilih kontap setelah diberi konseling mengenai jenis-jenis
kontrasepsi, efek samping, keefektifan, serta telah diberikan waktu untuk
berpikir lagi.
2)
Syarat bahagia :
Setelah syarat sukarela
terpenuhi, maka perlu dinilai pula syarat kebahagiaan keluarga. Yang meliputi
terikat dalam perkawinan yang syah dan harmonis, memiliki sekurang-kurangnya
dua anak yang hidup dan sehat baik fisik maupun mental, dan umur istri sekitar
25 tahun (kematangan kepribadian).
3)
Syarat
sehat :
Setelah syarat bahagia
dipenuhi, maka syarat kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan.
3.
Indikasi
Indikasi:
a)
Wanita
pada usia >26tahun
b)
Wanita
dengan paritas >2
c)
Wanita
yang yakin telah mempunyai besar keluarga ynag dikehendaki
d)
Wanita
yang pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
e)
Wanita
pascapersalinan
f)
Wanita
pascakeguguran
g)
Wanita
yang paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
4.
Kontraindikasi
a)
Wanita yang hamil (sudah terdeteksi atau dicurugai)
b)
Wanita
dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c)
Wanita dengan infeksi sistemik atau pelvik yang akut
d)
Wanita yang tidak bolah menjalani proses pembedahan
e)
Wanita yang kurang pasti mengenai keinginan fertilitas di
masa depan
f)
Wanita yang balum memberikan persetujuan tertulis
5.
Macam
– macam Kontap
a.
Penyinaran
Merupakan tindakan penutupan yang dilakukan pada kedua
tuba falopii wanita yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak hamil atau tidak
menyebabkan kehamilan lagi.
Keuntungan penyinaran adalah kerusakan tuba falopii
terbatas, mordibitas rendah, dapat dikerjakan dengan laparoskopi, hiteroskopi.
Kerugiannya adalah: memerlukan alat-alat yang mahal,
memerlukan latihan khusus, belum tentukan standarlisasi prosedur ini, potensi
reversibel belum diketahui.
b.
Opertif
Dapat dilakukan dengan cara:
1)
Abdominal
a)
Laparatomi
Laparatomi sudah tidak digunakan
karena diperlukan insisi yang panjang. Kontrasepsi ini diperlukan bila cara
kontap yang lain gagal atau tumbul komplikasi sehingga memerluka insisi yang
lebih besar.
b)
Mini-laparatomi
Laparatomi khusus untuk tubektomi yang
paling mudah dilakukan 1-2 hari pasca persalinan. Efektifitas: angka kegagalan 0-2,7
kehamilan per100 wanita.
Sayatan dibuat dibuat digaris tenggah diatas simpisis
sepanjang 3cm
sampai menembus peritoneum. Untuk mencapai tuba digunakan alat khusus (elevator
uterus) ke dalam kavum uteri. Dengan bantuan alat tersebut uterus dalam keadaan
retrofleksi dijadikan letak antefleksi dahulu kemudian didorong kearah lubang
sayatan, lalu dilakukan penutupan tuba dengan salah satu cara.
Keuntungan mini-laparatomi
adalah aman, mudah, wanita yang baru melahirkan umumnya mempunyai motifasi
tinggi untuk mencegah mendapatkan lebih banyak anak. Kerugiannya
adalah resiko komplikasi (kesalahan, kegagalan teknis), perdarahan serta resiko
infeksi.
c)
Laparoskopi
Mula – mula dipasang cunam serviks pada bibir depan
porsio uteri, dengan maksud supaya dapat menggerakkan uterus jika hal tersebut
diperlukan saat laparaskopi. Sayatan dibuat dibawah pusat sepanjang lebih dari
1cm. Kemudian ditempat luka tersebut dilakukan pungsi sepanjang rongga peritoneum
dengan jarum khusus (jarum veres) dan melalui jarum itu dibuat pneumoperitoneum
dengan memasukkan CO2 sebanyak 1 sampai 3liter dengan kecepatan kira
– kira 1liter permenit. Setelah jarum veres dikeluarkan, troika dimasukkan
laparaskop melalui tabung. Dengan cunam yang dimasukkan dalam rongga peritoneum
bersama laparoskop, tuba dijepit dan dilakukan penutupan dengan kauterisasi.
Keuntungannya adalah cepat, insisi kecil, kurang
menyebabkan sakit jika dibanding mini laparatomi. Kerugiannya resiko terjadi komplikasi,
lebih sukar dipelajari, memerlukan keahlian bedah, harga peralatannya mahal.
2)
Vaginal
a)
Kolpotomi
Yang sering dipakai adalah kolpotomi posterior. Insisi
dilakukan di dinding vagina transversal 3-5cm, cavum douglas yang terletak
antara dinding depan rektumdan dinding belakang uterus dibuka melalui vagina
untuk sampai di tuba. Efektifitas angka kegagalan 0-5,2 %.
Keuntungan: bisa dilakukan rawat jalan, hanya perlu waktu
5-15 menit, rasa sakit post operatif lebih kecil dibanding cara kontab lainnya,
alatnya sederhana dan murah.
b)
Kuldoskopi
Rongga pelvis dapat dilihat melalui alat kuldoskop yang
dimasukkan kedalam cavum douglas. Adanya
laparoskopi trans-abdominal, maka kuldoskopi kurang mendapat perhatian/minat
dan sekarang sudah jarah dikerjakan. Dalam posisi lutut dada kedua paha tegak
lurus dan kedua lutut terbuka, suatu rektraktor perineal dimasukkan ke dalam
vagina. Bila fornik posterior terlihat seperti bagian kubah yang kecil, maka
cavum douglas bebas dari perlekatan, lalu dilakukan oklusi tuba. Angka
kegagalan 0-2%.
Keuntungannya adalah tidak meninggalkan bekas, dapat
dikerjakan dengan rawat jalan, peralatan sederhana, murah, waktu operasi cepat.
Kerugian:
Posisi akseptor mungkin kurang menyenangkan baginya.
3)
Transcervikal
a)
Histeroskopi
Prinsipnya seperti laparaskopi, hanya pada histeroskopi
tidak dipakai trokar, tetapi suatu vakum cervical adaptor untuk mencegah
keluarnya gas saat dilatasi serviks / kavum uteri. Efektifitas angka kegagalan
11-48 %. Keuntungan metode ini adalah tidak perlu insisi, dapat dengan rawat
jalan. Kerugiannya resiko perforasi uterus, angka kegagalan tinggi, sering
timbul kesulitan teknis dalam mencari orificium tubae, kadang tidak efektif.
b)
Tanpa
melihat langsung
Pada cara ini operator tidak melihat langsung kecavum uteri
untuk melokalisir orificium tubae.
c.
Penyumbatan
tuba secara mekanis
Tubal clip Penyumbatan tuba mekaniss dipasang pada isthmus tuba
falopii, 2 – 3 cm dari uterus, melalui laparotomi, lapaoskopi, kolpotomi dan
kuldoskopi. Tuba clips menyebabkan kerusakan lebih sedikit pada tuba falopii
dibandingkan cara oklusi tuba falopii lainnya.
Tubal ring dapat dipakai pada mini – laparotomi,
laparoskopi, dan cara trans-vaginal, dan dipasang pada ampula 2 – 3 cm dari
uterus.
d.
Penyumbatan
tuba kimiawi
Zat – zat kimia dalam cair, pasta, padat dimasukkan ke
dalam melalui serviks ke dalam uteri-tubal junction, dapat dengan visualisasi
lanfsung ataupun tidak. Cara kerjanya adalah zat kimia akan menjadi tissue
padat sehingga terbentuk sumbatan dalam tuba falopii (Tissue Adhesive), zat
kimia akan merusak tuba falopii dan menimbulkan fibrosis (Sclerosing agent).
Keuntungan dari metode ini adalah mudah mengerjakannya,
dapat rawat jalan. Kerugiannya adalah kebanyakan zat kimia kurang efektif, ada
zat kimia yang sangan toksik kadang dapat merusak jaringan, ireversibel.
6.
Efek
samping MOW
a)
Perubahan
– perubahan hormonal
Efek kontap wanita pada umpan balik
hormonal antara kelenjar hypofise dan kelenjar gonad ditemukan kadar FSH, LH,
testosteron dan estrogen tetap normal setelah melakukan kontap wanita.
b)
Pola
haid
Pola haid abnormal setelah menggunakan
kontap merupakan tanda dari “post tubal ligation syndrome”,
c)
Problem
psikologis
Dinegara maju wanita (usia
<30tahun) yang menjalani kontap tidak merasa puas dibanding wanita usia lebih tua dan minta dipulihkan.
Komentar