Sifilis
1. Definisi
Sifilis
adalah infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh bakteri berbentuk
spiral, Treponema pallidum (Sylvia
Anderson, 1338).
Sifilis
adalah penyakit yang disebabkan oleh spirokaeta treponema palladium dan
merupakan penyakit tertua dan paling lengkap dipelajari sepanjang sejarah ( Beth G.Goldstein,201 ).
2. Etiologi
Penyakit sipilis ini disebebkan oleh
kuman Treponema Pallidum (Spirochaeta pallida), bakteri yang termasuk
dalam golongan spirochaeta, berbentuk spiral halus dengan panjang 5-15 mikron
dan garis tengah 0,009-0,5 mikron. Kuman ini bergerak secara aktif dan karena
spiralnya sangat lembut maka hanya dapat dilihat dengan mikroskop lapang gelap
atau dengan teknik imunofluorosensi. Sukar diwarnai dengan zat warna anlilin
tetapi dapat mereduksi perak nitrat menjadi logam perak yang tinggal melekat
pada permukaan sel kuman.
Kuman ini berkembang biak dengan
cara pembelahan melintang. Dalam keadaan anaerob pada suhu 25C, T pallidum
dapat bergerak secara aktif dan tetap hidup selama 4-7 hari dalam perbenihan
cair yang mengandung albumin, natrium karbonat, piruvat, sistein, ultrafiltrat
serum sapi. Waktu pembelahan kuman ini kira-kira 30 jam.
Ada tiga macam antigen T. Pallidum
yaitu protein tidak tahan panas, polisakarida, dan antigen lipoid. Antigen
treponema yang khas antara lain dapat diperiksa dengan tes imobilisasi T pallidum(TPI).
Tes ini memerlukan komplemen dalam reaksinya pengeraman selama 18 jam dan suhu
35C. Selain dengan menggunakan tes ini, ada banyak tes-tes lain yang dapat
dilakukan untuk memeriksa keberadaan bakteri ini berdasarkan antigennya.6
3. Gejala Klinis
A.Sifilis
Dini
1.Sifilis
primer
Sifilis
stadium I (Sifilis primer), timbul 10-90 hari setelah terjadi infeksi. Lesi
pertama berupa makula atau papula merah yang kemudian menjadi ulkus (chancre),
dengan pinggir keras, dasar ulkus biasanya merah dan tidak sakit bila dipalpasi.
Sering disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening regional. Lokalisasi chancre
sering pada genitalia tetapi bisa juga ditempat lain seperti bibir, ujung
lidah, tonsil, jari tangan dan puting susu.
Diagnosis
ditegakan berdasarkan gambaran klinis yang khas berupa chancre serta
ditemui Treponema pallidum pada pemeriksaan stadium langsung dengan
mikroskop lapangan gelap. Apabila pada hari pertama hasil pemeriksaan sediaan
langsung negatif, pemeriksaan harus diulangi lagi selama tiga hari berturut-turut
dan bila tetap negatip, diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan
serologis. Selama dalam pemeriksaan sebaiknya ulkus dibersihkan atau dikompres
dengan larutan garam faal fisiologis.
2.Sifilis
sekunder (S II)
Timbul
setelah 6-8 minggu sejak S I. Pada beberapa kasus keadaan S II ini sering masih
disertai S I. Pada S II dimulai dengan gejala konsistensi seperti anoreksia,
demam, athralgia, angina. Pada stasium ini kelainan pada kulit, rambut, selaput
lendir mulut dan genitalia, kelenjargetah bening dan alat dalam. Kelaianan pada
kulit yang kita jumpai pada S II ini hampir menyerupai penyakit kulit yang
lain, bisa berupa roseola, papel-papel, papulo skuamosa, papulokrustosa dan
pustula. Pada SII yang dini biasanya kelainan kulit yang khas pada telapak
tangan dan kaki. Kelainan selaput lendir berupa plakula atau plak merah (mucous
patch) yang disertai perasaan sakit pada tenggorokan (angina sifilitica
eritematosa). Pada genitalia sering kita jumpai adanya papul atau plak yang
datar dan basah yang disebut kondilomata lata. Kelainan rambut berupa
kerontokan rambut setempat disebut alopesia areata. Kelainan kuku berupa onikia
sifilitaka, kuku rapuh berwarna putih, suram ataupun terjadi peradangan (paronikia
sifilitaka). Kelaianan mata berupa uveitis anterior.Kelainan pada hati bisa
terjadi hepatitis dengan pembesaran hati dan ikterus ringan. Kelainan selaput
otak berupa meningitis dengan keluhan sakit kepala, muntah dan pada pemeriksaan
cairan serebro spinalis didapati peninggian jumlah sel dan protein. Untuk
menegakkan diagnosis, disamping kelainan fisik juga diperlukan pemeriksaan
serologis.
Bentuk
lesi
1. roseola
·
merupakan eritema
macular,berbintik-bintik, atau berbercak-bercak, warnanya merah tembaga,
bentuknya bulat atau lonjong.
·
Merupakan kelainan kulit
yang pertama terlihat pada SII, disebut roseola sifilitika, likalisasinya
generalisata dan simetrik, telapak tangan dan kaki ikut dikenai. Disebut pula
eksantema karena timbulnya cepat dan menyeluruh.
·
Dapat menghilang dalam
beberapa hari atau minngu, dapat pula bertahan dalam beberapa bulan. Jika menghilang kadang-kadang dapat
meninggalkan bercak hipopigmentasi dan disebut leukoderma sifilitikum.
·
Jika terjadi pada kepala
yang berambut dapat menyebabkan rontoknya rambut.
2. Papul
·
Bentukya bulat, adakalanya
terdapat bersama dengan roseola.
·
Jika papul-papul tersebut
menghilang, dapat meninggalkan bercak hipopimentasi dan disebut leukoderma
sifilitikum yang kan menghilang perlahan-lahan.
·
Billa pada leher disebut
leukoderma koli atau collar of venus.
3. Pustule
·
Mula-mula berbentuk bbanyak
papul yang segera menjadi vasikel dn kemudian terbentuk pustule
·
Betuk pustul lebih sering
tampak pada kulit berwarna dan jika daya tahan tubuh menurun
·
Timbulnya sering disertai
demam yang intermitten dan penderita tampak sakit
·
Kelainan kulit demikian
disebut sifilis variseliiformis karena menyerupai varisela.
3.Sifilis
laten dini
Gejala
klinis tidak tampak, tetapi hasil pemeriksaan tes serologi untuk sifilis
positip. Sedangkan tes Liquor Serebro Spinalis negative. Tes yang dilanjutkan
adalah VDRL dan TPHA.
B.Sifilis
Lanjut
Pada
pemeriksaan fisik dapat ditemukan sikatrik bekas S I pada genitalia atau makula
atrofi bekas papul-papul S II. Pemeriksaan tes serologi sifilis positip.
1).
Sifilis laten lanjut
Biasanya
tidk menular, diagnosis ditegakkan denagn tes serologic. Lama masa laten
bertahun-tahun.kadag-kkdng terdapat pula bnyak kulit hipotrofi letikular pada
adan bekas papul-papul SII. Diindikasikan bila ditemukan tanda atau gejala
neurologik, kegagalan pengobatan, titer antibody non treponema ≤ 1 : 32. Ref 2
2). Sifilis tersier (S III)
Lesi
pertama timbul 3-10 tahun setelah S I berupa gumma yang sirkumskrip. Gumma
sering perlunakan dan mengeluarkan cairan seropurulen dan kadang-kadang
disertai jaringan nekrotik sehingga terbentuk ulkus. Gumma ditemukan pada
kulit, mukosa mulut, dan organ-organ dalam terutama hati. Dapat pula dijumpai
kelainan pada tulang dengan keluhan, nyeri pada malam hari. Pada pemeriksaan
radiologi terlihat kelainan pada tibia, fibula, humerus, dan tengkorak berupa
periostitis atau osteitis gummatosa. Pemeriksaan TSS positip.
4. Penatalaksanaan
Pengobatan menggunakan pinisilin dan
antibiotic lain.
1. Pinisilin
Penisilin
tetap merupakan obat pilihan utama, karena murah dan efektif. Berbeda dengan
gonokokus, belum ditemukan resistensi treponema terhadap penisilin. Konsentrasi dalam serum sejumlah
0,03 UI/ml sudah bersifat treponemasidal namun harus menetap dalam darah selama
10-14 hari pada sifilis menular, 21 hari pada semua sifilis lanjut dan laten.
Menurut lama kerjanya, terdapat tiga
macam penisilin :
a. Penisilin G prokain dalam
akua dengan
lama kerja dua puluh empat jam, jadi bersifat kerja singkat.
b. Penisilin g prokain dalam
minyak dengan alumunium monostearat (PAM), lama
kerja tiga puluh dua jam, bersifat kerja sedang.
c. Penisilin g benzatin
dengan dosis 2,4 juta unit akan bertahan dalam serum dua sampai tiga minggu,
jadi bersifat kerja lama.
Ikhtisar Penatalaksanaan Sifilis
|
||
Stadium
|
Pengobatan
|
Pemantauan Serologi
|
Sifilis Primer
|
Benzathine
Penisilin G. Dosis 4,8 juta unit secara I.M (2,4 juta) dan diberikan satu
kali seminggu
2.Prokain
Penisilin G ini Aqua, Dosis total 6 juta unit, diberi 0,6 juta unit/hari
selama 10 hari.
3. P.A.M (Prokain Penisilin +2 %
Aluminium Monostreat). Dosis total 4,8 juta unit. Diberikan 1,2 juta
unit/kali 2 kali seminggu.
|
Pada bulan I,III,VI dan XII dan
setiap enam bulan pada tahun ke II.
|
Sifilis sekunder sama seperti
sifilis primer
|
||
Sifilis Laten
|
1.
Benzathine Penisilin. Dosis total 7,2 juta unit.
2.Prokain
Penisilin G in aqua. Dosis total 12 juta unit (0,6 juta unit/hari).
3.PAM
dosis total 7,2 juta unit (1,2 juta unit/kali 2 kali seminggu).
|
|
Sifilis S.III
|
1.Benzathine
Penisilin G Dosis total 9,6 juta unit.
2.Prokain
Penisilin G in aqua. Dosis total 18 juta unit (0,6 juta unit/hari).
3.PAM
dosis total 9,6 juta unit (1,2 juta unit/kali 2 kali seminggu).
|
2. Antibiotic lain
Pada
penderita sifilis yang alergis terhadap penisilin dapat diberikan pada sifilis
S.I dan S.II: Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari , atau Eritromisin 4 x 500 mg/hari ,
atau Doksisiklin 2 x 100 mg/hari. Lama pengobatan 15 hari bagi SI, SII dan
stadium laten 30 hari. Doksisiklin absorbsinya lebih baik dari pada tetrasiklin
yakni 90-100%, sedangkan tetrasiklin hanya 60-80%.Obat yang lain adalah
golongan sefalosporin, misalnya sefaliksin 4 x 500 mg/hari selama 15 hari.
sefaloridin diberikan IM dengan dosis 2 gram/hari selama 10-14 hari.Azitomisin
juga dapat digunakan untuk SI dan SII, dosisnya 500 mg/hari, lama pengobatan 10
hari.
Pada
Late laten sifilis (> 1 tahun) sama seperti dosis diatas selama 4
minggu: Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari atau Eritromisin 4 x 500
mg per oral selama 30 hari.
Komentar